Malam ini mungkin tidak terlalu berbeda dengan malam-malam lainnya. Tidur larut sambil nunggui Derby d"Italia, saya menyempatkan diri membaca beberapa blog yang secara random saya pilih. Dan pilihan kali ini jatuh pada dua blog, blog salah satu teman saya di SMA dan salah satu blog dari orang yang sebenarnya tidak ada di friend list saya. Tulisannya tidak begitu menarik, tapi salah satu postingnya berisi sebuah quotation yang belum pernah saya baca sebelumnya.
"Do you want to know who you are? Don't ask. Act! Action will delineate and define you." — Thomas Jefferson
Menarik bukan, oh biasa saja ternyata. Mungkin dari banyak kalian yang secara kecelakaan tidak sengaja membaca postingan satu ini tidak terlalu bisa merasakan apa yang saya peroleh dari quotation yang secara umum, semua orang sudah tau tanpa diberitahu sekalipun. Dan yang pertama harus saya jelaskan kenapa saya agak concern dengan quote ini, saya tertarik dengan kata "act" yang ada pada quote ini. Mengingat sejak SMP saya menganggap diri saya sebagai seorang introvert yang sangat amat sulit berhubungan dengan orang lain.
Menurut pendapat saya sebagai pribadi yang berpikiran mungkin tidak luas seperti kalian yang membaca artikel ini, qoute Bang Thomas ini terlalu memaksa. Dimana letak memaksanya? Ketika anda menganggap seseorang baru terlihat menunjukkan jati dirinya ketika ia bertindak. Dan kebanyakan introvert lebih memilih tidak melakukan apa-apa sebagai respon hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Orang introvert kebanyakan tertutup dan kurang suka menunjukkan kelebihan yang dia miliki, sehingga banyak orang yang tidak tau apa kelebihan anda yang memiliki jiwa introvert.
Loh, kok ente tau kalo ente itu introvert. Mungkin ciri-ciri ini bisa membuat anda berkaca pada diri anda apakah anda termasuk orang yang golongan jiwanya seperti saya.
Introvert personality adalah suatu karakter pribadi yang bersifat individu dan biasanya lebih pendiam dan tertutup, sedikit bicara dan lebih suka menjadi pendengar yang baik dalam suatu kelompok atau lebih suka menyendiri di rumah daripada harus berkumpul dengan orang lain, atau berjam-jam duduk di depan komputer. Tapi tidak semua introvert bersikap seperti itu, tidak sedikit orang introvert yang suka berkelompok dan membicarakan sesuatu dengan temannya walaupun kebanyakan hanya suka membicarakan atau melakukan hal-hal yang dianggapnya bermanfaat atas berbagai alasan.
Saya individual, sepertinya iya. Saya pendiam dan tertutup, setau saya juga iya. Saya sedikti bicara dan lebih suka jadi pendengar, Iya juga. G suka hedon, betul banget tu. Suka berjam-jam di depan komputer? Komputer itu pacar kedua saya. Jadi sedikit banyak saya mulai menggolongkan diri saya sebagai orang introvert yang minim aksi dan diikuti dengan minim bicara. Kayak angin lalu di antara keramaian. Atau jika pengen tau lebih lanjut bisa liat petunjuk dari tabel dibawah ini.
Jadi termasuk golongan mana anda? Sekarang kita kembali ke topik, jadi saya sebagai introvert merasa tersindir dengan kata "act" pada quote tadi. Walaupun sejak di bangku kuliah saya mulai sedikit merubah gaya komunikasi yang selama ini melekat di diri, tapi saya sangat sadar bahwa menjadi orang yang lebih "speak up" tidak cocok buat saya.Dan lagi-lagi qoute tadi seperti memvonis orang yang tidak banyak bicara dan sangat malu untuk "speak up" sebagai seorang yang pecundang dibandingkan orang yang "OMDO" sekalipun.
Walaupun begitu tidak setujunya saya dengan pendapat tadi, tetapi kenyataan yang berlaku di dunia, di masyarakat umum yang sebenarnya juga telah terdoktrin ke pikiran banyak orang adalah, mereka yang sukses adalah mereka yang berani bicara, mereka yang berani bertindak, dan mereka yang pandai menyesuaikan diri. Atau di pelajaran Pengembangan Kepribadian mendefinisikan hal-hal tadi sebagai mereka yang memiliki "soft skill". Ya, doktrin umum mungkin sudah terlanjur mengelompokkan orang-orang seperti saya sebagai pecundang penakut yang bahkan tidak berani melawan dirinya sendiri. Dan sedikit demi sedikit pembenaran terhadap anggapan itu kian masuk ke diri setiap orang yang makin lama makin dewasa.
Jadi apakah sebagai seorang yang tercebur ke dunia introvert ini harus berubah, walaupun seperti yang saya katakan tadi, bahwa "speak up" tidak cocok dengan diri saya, sehingga saya harus berubah jadi banyak omong dan mempertontonkan kebodohan saya dalam berkata-kata? Pertanyaan ini masih sangat sulit dijawab, karena ketidaknyamanan yang saya rasakan dengan speak up malah akan membuat diri ini menjadi menderita. Mungkin nanti seiring berubahnya lingkungan sekitar saya bisa saja berubah menjadi seorang extrovert, atau paling tidak lebih "banyak omong" dibanding sekarang.Tapi selama ketidaknyamanan extrovert masih saya rasakan, saya lebih memilih diam dan menjadi pendengar yang baik. Menilai orang lain tanpa harus mengungkapkan ketidaksukaan atau kesukaan sekalipun. Membiarkan ilmu saya terus bertambah tanpa harus ada orang yang tau sejauh apa yang bisa saya lakukan.
Selama itu nyaman dan tidak mengganggu orang lain tetaplah jadi diri sendiri.