Gw #AkhirnyaMemilihJokowi di pilpres kali ini. Tenang, gw g akan bilang Prabowo atau Hatta Rajasa jelek, tapi memang circumstances nya membuat gw harus menghindari memilih Pasangan no urut 1.

kick onion headkicked1 onion head

 

Rakyat Indonesia sangat beruntung karena tahun ini kita disuguhi 2 calon yang menurut gw, keduanya bagus. Karena apa? karena keduanya adalah orang baru dan gw sangat percaya kita butuh orang baru dengan pandangan yang berbeda untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

whip onion head

Kalau saja jokowi tidak maju mungkin gw bakal milih Prab sebagai RI 1, karena dialah sosok orang baru yang punya pandangan masa depan Indonesia yang agak sesuai dengan pandangan gw.

Namun semua berubah ketika negara api menyerang. Jokowi maju sebagai presiden, dan Prabowo dan (terutama) orang-orang disekelilingnya mulai panik.

work onion head

Dan akhirnya prabowo mulai membangun koalisi, dan satu hal yang membuat gw berhenti untuk memilih No 1 adalah hadirnya PKS dan Bakrie di koalisi Prabowo. Dan lebih buruk lagi, ada wacana menteri utama untuk Si Dagumen. Oh no, Indonesia akan mundur kembali ke jaman baheula ketika dagumen kembali menjadi pemegang keputusan. Masih hangat dibicarakan di kalangan kemenkeu bagaimana keberhasilan Dagumen menyingkirkan Sri Mulyani yang mengusik Pajak grup Bakrie. Dosen gw pun pernah cerita, hutang pajak bakrie yang pernah tiba-tiba lenyap tidak jauh setelah Dagumen berhasil merebut puncak kekuasaan di Golkar dan bergabung dengan koalisi Sebeye.

Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi gw (dan gw yakin bagi banyak dari orang-orang di kementerian keuangan dan mereka yang mengetahui manuver Dagumen selama ini) untuk #AkhirnyaMemilihJokowi.

Tapi alasan di atas bukanlah satu2nya alasan gw memilih Jokowi. Pada saat Jokowi mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta, gw tidak terlalu mendukung calon satu ini (walaupun gw jg tidak terlalu senang dengan Foke). Tapi finally Jokowi berhasil mematahkan pandangan awal gw terhadap dia. Ya, Jokowi bukan Pemimpin Daerah pertama yang blusukan dan dicintai rakyatnya, sistem pemilihan langsung juga telah memunculkan pemimpin-pemimpin daerah yang satu tipe dengan Jokowi (walaupun jg banyak memunculkan politik dinasti) ataupun lebih bagus. Perbedaannya hanyalah media yang meliputnya. Jokowi effect mampu membuat pemimpin-pemimpin lain berusaha meniru gaya blusukan Jokowi. Terserah itu mau pencitraan atau bukan, selama itu berdampak positif kepada rakyat menurut gw itu sah-sah saja.

Jadi jika ada yang berlogika Jokowi belum sukses memipin Jakarta sehingga tidak cocok memimpin Indonesia, mungkin anda harusnya tidak memilih siapa-siapa karena Prabowo belum punya karya nyata memimpin sektor publik.

image

Nah mungkin itulah sedikit dari banyak runut kenapa gw #AkhirnyaMemilihJokowi. Mudah-mudahan Pilpres ini berakhir damai dan kepada siapapun yang terpilih, mari kita kawal agar dia tetap di koridor yang benar. Tidak usah terlalu percaya dengan janji kedua calon di debat, kayak Indonesia kebanyakan duit aja. Tapi tetap kawal agar kebijakan mereka tetap berpihak pada rakyat. #Salam2Jari

victory onion head