Ini tulisan pertama saya mengenai pandangan pribadi saya terhadap kampus STAN tercinta. Tempat saya dipaksa mempelajari banyak ilmu khusunya Ilmu Penilaian Properti. Kali ini karena besok UAS semester ganjil dimulai, maka tulisan ini tentunya akan berisi selayang dengar mengenai UAS.
UAS di STAN itu cukup horror jika dibandingkan dengan ujian-ujian waktu SMA. Buktinya, UAS di STAN berhasil memperpanjang masa SKS saya. Jika di SMA dulu SKS adalah Sistem Kebut Sejam, maka di STAN SKS itu bisa berarti Sistem Kebut Semalam, Sehari, Atau bahkan Seminggu. Tergantung tingkat kesulitan mata kuliah, dan mood saya yang menggambarkan betapa tidak professionalnya saya. Belum lagi masalah-masalah umum yang biasanya di derita oleh Mahasiswa khususnya mahasiswa STAN, yang menyebabkan fokus pada belajar makin berkurang dan masa SKS pun semakin pendek. Mungkin ada baiknya saya sebutkan masalah-masalah yang menurut saya terberat yang dialami mahasiswa STAN.
- Film, Dorama, Anime yang belum selesai ditonton
- Game yang sangat seru untuk ditinggalkan
- Jejaring sosial yang terlalu menggoda
- Pacar baik itu lawan jenis atau sesama jenis
- Masalah pendapatan untuk yang udah jadi bisnismen waktu kuliah
- Pelajaran baru yang lebih menarik dari materi kuliah (klo untuk saya biasanya tentang komputer, webprogramming, dll)
Sombong bukan, ya! Sebagian besar Mahasiswa STAN memang orang-orang pintar yang terlalu angkuh untuk belajar. Atau setidaknya mengakui kalau dia belajar. Pernah pada suatu ujian saya terlalu meremehkan pelajaran sehingga masa SKS terpotong menjadi Sistem Kebut Sejam, artinya saya baru membaca materi di Kampus. Waktu saya baca ada salah satu teman saya yang buruk rupa, muka nyleneh pengen digampar, dan senyum iblis pengen dibakar, ngikutin saya baca materi. Ngakunya sih semalam dia g belajar seperti saya. Tapi waktu saya sibuk-sibuknya "melafal" materi, eh si buruk rupa ini nyerocos ngelanjutin bacaan saya tanpa ngeliat FC materi sedikitpun. Jadi ini yang ngakunya g belajar. Dan saya pun hanya tersenyum dengan tatapan terlaknat yang bisa saya buat.
Dan itu salah satu bentuk keangkuhan anak STAN waktu ujian yang paling memuakkan dibanding keangkuhan yang lain. Dan sejauh yang bisa dibayangkan, Ujian di STAN tidak sehoror embel-embel D* yang sering didengung-dengungkan Sekretariat. Karena faktor materi yang mungkin gampang-susah-susah, keberuntungan dapat dosen yang baik, dan kisi-kisi yang "biasanya ampuh". Kisi-kisi ini jadi bagian menarik ketika ujian, dimana fotocopian kebanjiran order karena barang yang satu ini. Walaupun tidak jarang kejadian, apa yang ada di kisi-kisi tidak ada sama sekali di naskah soal ujian. Tapi paling tidak bisa merasa lega dengan memandang ada pegangan untuk dibaca.
Satu lagi yang lebih seru kalau ujian di STAN, kata mencontek itu sama tabunya dengan kata D*. Ketauan mencontek, maka anda tanpa ampun langsung harus packing selesai ujian nanti. Karena sudah dapat dipastikan dengan terbukti mencontek, maka tamparan D* melayang kemuka anda. Jadi mungkin sebagian anak STAN lebih memilih menjawab asal-asalan dengan harapan dosennya baik hati dan meluluskan, daripada harus nyontek dan nantinya ketauan dengan konsekuensi langsung lulus lebih awal. Belum lagi pernah tahun sebelumnya pengawas ujian STAN di ambil dari TNI. Untung TNInya pake batik, bukan pake baju loreng :D
Ya itulah sedikit gambaran tentang ujian di STAN, ujian yang bisa mempengaruhi ketenangan liburan anda nantinya. Karena disini dipertaruhkan masa depan dan waktu yang sudah anda habiskan untuk tidur di kampus. Kata D* yang selalu dianggap tabu di kampus, dan kenangan teman-teman yang harus lulus lebih dulu sebelum perjuangan berakhir. Semoga UAS semester V ini bisa membawa angin segar untuk IP yang sangat fluktuatif, dan semoga nilai yang didapatkan nanti bisa membawa penempatan yang sesuai dengan keinginan. Selamat Ujian MAHASISWA....