Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai perbandingan antara tiga layanan cloud terbesar saat ini, yaitu Amazon Web Service (AWS), Google Cloud Platform (GCP), dan Microsoft Azure (Azure). Ketiga provider tersebut merupakan pemain besar diantara penyedia layanan cloud lainnya sehingga sangat menarik untuk dibahas. Dan kenapa saya memilih membahas layanan ini, salah satunya karena ketiga layanan tersebut menyediakan layanan trial (percobaan) bagi pengguna baru sehingga anda dapat mencoba terlebih dahulu layanan dari ketiga penyedia layanan tersebut.

Namun pada tulisan ini saya hanya akan membandingkan tiga layanan cloud yang berbasis virtual server saja, sedangkan layanan lainnya tidak akan kita bahas lebih lanjut. Layanan yang akan saya bandingkan diantaranya Amazon EC2 dari AWS, Google Cloud Engine dari GCP, dan Azure Virtual Machine dari Azure. Saya akan membandingkan dari segi layanan, pilihan stack, harga, dan kemudahan dashboard.

VM

Harga

Harga tentunya menjadi pertimbangan pertama yang harus kita jadikan pedoman dalam memilih Stack. Sebelum kita melihat harga layanan, ketiga tersebut, terlebih dahulu kita bahas mengenai skema trial dari ketiga penyedia layanan tersebut. Ketiga penyedia menyediakan gratis percobaan dengan skema yang berbeda.

AWS menyediakan percobaan gratis menggunakan salah satu layanan yang mereka sediakan selama satu tahun. Tidak semua layanan dapat dipilih, sebagai contoh saya menggunakan Amazon EC2 dengan type t2.micro (1 vCPU, dan 1GB RAM, dan Storage elastic). Layanan ini cukup mumpuni untuk menghandle banyak pengguna pada aplikasi anda. Salah satu kendala yang saya dapatkan adalah ketika melakukan pull git pada mode http/s yang sering gagal karena memory exhaust, sedangkan pada mode ssh tidak ada masalah. Info lebih lanjut mengenai free trial AWS dapat diperoleh pada link berikut.

GCP menyediakan percobaan gratis dengan menggunakan skema pemberian credits sebanyak $300 yang dapat anda gunakan untuk layanan apapun pada GCP. Credits sebanyak $300 ini dapat anda gunakan dalam jangka waktu 12 Bulan sejak anda membuat akun GCP dan untuk pengguna tertentu ada promo always free yang saya belum tahu informasi pemberian promonya. Dengan credits ini dapat anda gunakan untuk Google Compute Engine (layanan yang sama seperti AWS EC2) sebesar $30/bulan untuk 1 vCPU, 4GB RAM, dan 10GB Storage selama kurang lebih 10 bulan. Penawaran yang sangat menarik menurut saya. Tentunya anda dapat mengatur kembali CPU dan RAM tersebut karena GCP memiliki pilihan yang lebih hemat resource (namun karena spesifikasi yang kurang dari 4GB RAM bukan opsi yang baik untuk webserver dalam pandangan saya). Informasi lebih lanjut mengenai free trial GCP dapat anda peroleh pada link berikut.

Azure menyediakan percobaan gratis dengan skema yang sama seperti GCP, yaitu memberikan credits sebesar Rp2.700.000 (ya, credits yang diberikan sudah dikonversi ke Rupiah, tidak persis Rp2jt akan tetapi $200) yang dapat anda gunakan pada berbagai layanan Azure.Credits ini dapat anda gunakan dalam jangka waktu 30 hari sejak anda mendaftar pada layanan Azure. Salah satu yang menarik pada Azure adalah banyaknya layanan yang tidak ada pada penyedia lain (meskipun sekarang GCP sudah mulai memiliki beberapa layanan) seperti Microsoft Windows Server, Microsoft SQL Server Stack, dan hal-hal berkaitan dengan windows lainnya. Saya mencoba layanan yang diberikan Azure dengan spesifikasi yang sama pada GCP yaitu 1vCPU dan 4GB RAM serta 16GB Storage. Harganya relatif lebih mahal yaitu di atas Rp600.000/bulan (tidak persis Rp600 ribu). Informasi lebih lanjut mengenai free trial Azure dapat anda peroleh pada link berikut.

Perbandingan harga untuk masing-masing penyedia dengan layanan yang sama (Virtual Machine dengan 1vCPU, 4GB RAM, dan Storage di atas 10GB) dapat anda lihat pada tabel berikut:

Layanan AWS EC2 GCE Azure VM
VM 1vCPU, 4GB RAM, >10GB Storage

$33,4/month

(t2.medium)

$24,3/month

(n1-standard)

$50/month

(B2S)

Dari hal ini dapat terlihat dengan jelas bahwa dari sisi harga GCE jelas unggul. Unggul tipis dari EC2 namun lumayan jauh dari Azure VM.

Layanan

Sisi layanan merupakan hal yang menarik dari ketiga penyedia di atas. Walaupun saya secara pribadi belum pernah menghubungi costumer support  karena VM yang down, namun dari penggunaan terdapat perbedaan pada pelayanan yang diberikan oleh masing-masing penyedia.

Layanan yang saya gunakan pertama kali adalah AWS. Setelah registrasi saya tidak langsung menggunakan layanan pada AWS. Beberapa jam setelah registrasi saya langsung menerima telpon dari Costumer Service AWS menanyakan mengenai layanan yang saya gunakan, karena terlihat saya belum menggunakan satupun layanan dari AWS. Costumer Service AWS  menawarkan diri untuk dapat memandu saya dalam memilih layanan. Namun karena menggunakan Bahasa Inggris dan CSnya Perempuan saya menolak dan memberitahukan bahwa saya sedang mempertimbangkan layanan mana yang ingin saya gunakan (gatau nih suaranya terlalu seksi di telinga jadi g enak lama2 ngobrolnya.). Dan ternyata sampai keesokan harinya (dan beberapa hari setelah saya memilih layanan) terus ada CS yang menghubungi saya menanyakan layanan yang saya gunakan dan kendala yang saya hadapi dalam penggunaan. Sepertinya ini telah menjadi semacam SOP bagi pengguna yang baru teregistrasi, dalam 1 bulan pertama akan banyak telpon mengenai pengalaman penggunaan layanan AWS. Dalam 1 bulan pertama  menggunakan saya menerima empat telepon dari CS mengenai pengalaman penggunaan layanan AWS, namun bulan berikutnya tidak ada lagi telepon berkaitan hal tersebut. 

Selain layanan lewat telepon, AWS juga banyak menyelengarakan web-seminar dan web-toturial berkaitan dengan layanannya secara live. Sehingga anda sebagai pengguna dapat mengikuti seminar tersebut dengan aplikasi khusus dari AWS secara langsung, dan dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada pembicara mengenai praktik terbaik dalam penggunaan layanan AWS. Layanan yang diberikan AWS sangat menarik menurut saya, mengingat saya masih menggunakan free trial layanan dan belum mengeluarkan uang sepeser-pun.

Berbeda dengan AWS, GCP dan Azure tidak melakukan contact apapun pada costumer baru. Sebagai pengguna pada GCP anda akan memperoleh email mengenai event-event yang diselenggarakan GCP. Seperti saya yang mendapat email dan ikut serta dalam event Google Cloud Summit Jakarta. Sedangkan pada Azure saya belum menemukan layanan lain yang menarik baik lewat telepon maupun email.

Selain layanan tersebut hal lain yang harus kita perhatikan dari ketiga penyedia adalah ketersediaan dokumentasi penggunaan yang baik dan lengkap. Untuk dokumentasi menurut saya AWS lebih unggul dibandingkan GCP maupun Azure. Ketika saya mendapat kesulitan pada saat setup pertama kali pada console (dan pada VM) AWS menyediakan banyak dokumentasi yang dapat dengan mudah saya peroleh. GCP memiliki dokumentasi yang baik namun banyak hal yang sulit diperoleh dan ketika diterapkan tidak berhasil, seperti setting firewall pada VM dan setup SSH yang ternyata tidak semudah dan selengkap dokumentasi yang ada pada AWS. Azure memiliki kualitas dokumentasi yang serupa dengan GCP.

Dari hal layanan dan dokumentasi yang saya alami, saya menempatkan AWS sebagai yang terbaik diantara ketiga penyedia.

Pilihan Stack

Pilihan Stack yang akan saya bahas berkaitan dengan region server dan pilihan spesifikasi yang ada. Namun tentunya saya tidak akan membahas seluruh region namun hanya pada region terdekat dengan Indonesia.

AWS memiliki pilihan region terbanyak (14 Region) diantara penyedia lain. Namun region terdekat dengan Indonesia adalah region Singapura. Pilihan Stack pada AWS ditentukan oleh beban penggunaan yang ingin kita peroleh, terdiri dari base (seri t2), medium, dan high CPU-high Network Performance. Anda dapat memilih sesuai dengan paket yang anda inginkan. Keunggulan AWS adalah pada sisi storage yang menyediakan elastic storage pada semua layanan.

Azure memiliki pilihan region yang merata namun tidak sebanyak AWS (11 Region). Region terdekat yaitu region Singapura (Region SouthEast Asia). Pilihan Stack pada Azure ditentukan dengan optimasi aplikasi mulai dari seri Ekonomis yaitu Seri B, Seri Basic yaitu Seri A, sampai pada seri High Performance dengan pilihan adanya GPU.

GCP memiliki pilihan region yang merata (10 region)  dengan region terdekat adalah region Singapore (SouthEast Asia). Pilihan Stack pada GCP merupakan yang paling menarik. Secara default GCP tidak menyediakan pilihan stack, anda dapat melakukan kostumasi sesuai kebutuhan anda pada saat membuat instance baru. Namun ada satu pilihan paling menarik pada GCP yaitu ephemeral instance yang diskonnya mencapai 80% dari harga normal (info ini saya peroleh dari Google Cloud Summit, kekurangannya adalah apabila terjadi high load maka instance akan otomatis mati dengan sendirinya).

Untuk pilihan stack disini semua penyedia menurut saya memiliki level yang sama dengan region yang merata diseluruh benua, dan pilihan stack yang relatif sama. Meskipun GCP dapat disusun fleksibel, namun pada penyedia lain juga bisa diset untuk spesifikasi yang sama. Namun bagi anda yang mahfum terhadap ephemeral instance yang ditawarkan GCP, mungkin ini bisa jadi pilihan menarik bagi anda.

Dashboard

Dashboard AWS merupakan yang paling tidak menarik menurut saya. Dashboard AWS hanya menyajikan daftar instance dan informasi tambahan lainnya. Dashboard terlihat sangat biasa dan tidak mengikuti desain website modern. Berpindah ke layanan satu ke layanan lainnya menjadi lebih sulit pada dashboard AWS karena dashboard disusun per-layanan.

Dashboard GCP lebih memberikan informasi yang menarik. Selain instance, dashboard juga menyediakan informasi penggunaan resource pada masing-masing layanan yang kita gunakan. Berpindah dari satu layanan dan project ke layanan dan project yang berbeda terasa mudah. Dashboard pada GCP disusun berbasis project sehingga untuk instance yang berbeda project kita harus berpindah project terlebih dahulu. Tampilan website menggunakan material design.

Dashboard pada Azure merupakan yang paling baik diantara ketiga penyedia yang ada. Informasi yang lengkap baik resource maupun instance yang kita gunakan. Tampilan juga lebih berwarna dan enak dilihat. Berpindah instance dan project juga sangat mudah.

Untuk tampilan dashboard, Azure menjadi yang terbaik diantara ketiga penyedia lainnya.


Baiklah sekian tulisan dari saya mengenai layanan Cloud dari ketiga penyedia terbesar. Dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya tidak ada yang terbaik dari ketiga penyedia tersebut. Semua tergantung pada diri anda dan pada aspek mana yang menjadi perhatian lebih dalam memilih layanan cloud. Semoga tulisan ini dapat membantu dan Happy Coding!