Malam yang seharusnya saya nikmati dengan istirahat dan tidur lebih awal malah berujung pada "begadang maning...begadang maning". Bedanya kali ini bukan karena ujian, bukan karena galau ditinggal pacar atau galau karena being replaced. Edisi begadang malam ini adalah edisi terus berpikir di tengah keheningan agar nantinya saya bisa lebih dewasa dalam menyikapi masalah, bukan cuma mengatakan apa yang saya tau, tetapi juga memikirkan akibat dari kata-kata yang saya keluarkan.

Tema tulisan malam ini merupakan tulisan kedua saya mengenai Almamater saya tercinta, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Karena malam ini lagi begadang, saya putuskan untuk blogwalking sembari menambah wawasan. Dan salah satu blog yang saya temukan malam ini adalah blognya salah satu mahasiswa stan, kalo diliat dari isinya kayaknya mahasiswa PBB. Alamatnya di warna-warnistan dibuat awal Januari 2011 yang lalu.

 

Sekilas belum terlalu banyak posting yang ada dalam blog ini, postingnya sedikit banyak mirip seperti akun tumblr milik Fuckyeahmahasiswa. Tapi dengan membaca blog ini pembaca dapat memperoleh suatu gambaran seperti apa kuliah di STAN dan mahasiswa-mahasiswanya.

Nah di tulisan ini saya ingin memberikan sedikit gambaran bagaimana mahasiswa dan kuliah di STAn seperti yang saya alami selama lebih dari 2 tahun menjelang 3 tahun saya menimba ilmu. Terutama di spesialisasi saya PBB atau mahasiswanya lebih sering menyebut diri mereka sebagai penilai.

Mahasiswa STAN itu APATIS

Jika kita menggenalisir kenyataan yang ada mungkin kata-kata ini tepat, kebanyakan mahasiswa stan dan itu termasuk saya lebih memilih mengambil kenyamanan dan keamanan dengan tidak ikut terlalu banyak kegiatan yang menyita waktu dan tenaga. Namun istilah ini tidak sepenuhnya benar, dengan kreativitas tutur kata mahasiswa stan ada banyak alasan untuk mereka memilih tidak berkontribusi di organisasi kampus. Untuk saya pribadi saya memilih tidak ikut dalam organisasi karena sudah terlanjur tidak bergabung dari awal tahun. Ketinggalan OR, dan entah kenapa karena itu saya merasa ekslusifitas dalam organisasi malah menjadi hambatan bagi saya untuk berkembang. Terutama mengembangkan hobi saya di depan monitor.

Banyak hal lain ada yang menyebutkan bahwa mereka bukan apatis, tapi sudah terlanjur pesimistis dengan situasi kampus. Salahnya anggapan ini adalah, situasi ini timbul mungkin salah satunya karena anggapan pesimistis yang sering dijadikan sebagai excuse bagi mereka yang tidak mau ikut kegiatan kampus.

Apatis juga mungkin timbul karena mahasiswa stan punya masa depan yang terlalu nyaman, yang mereka pikirkan hanyalah melewati batas IP minimal agar tidak lulus lebih awal dari kampus tercinta.

Mahasiswa STAN itu Pintar

Mahasiswa STAN itu Pintar!!! Atau menurut saya mahasiswa stan itu lebih dari sekedar pintar, mahasiswa stan itu terlalu jenius dengan gaya mereka masing-masing. Mungkin hal inilah yang sering saya lupakan dan lupa bersyukur ketika berkumpul dengan teman-teman sekelas. Bukankah itu hal yang membanggakan bisa berkumpul dengan mereka yang terpilih dan memilih, yang telah melepas alur minat mereka demi nantinya berjuang mengabdi kepada negara.

Kalau mahasiswa stan itu jenius kok ada yang PMDK (persatuan mahasiswa dua koma-red)??? Ini artinya anda sudah salah mengartikan jenius di STAN dengan di universitas lain. Mungkin bagi sebagian anda mereka yang jenius adalah mereka yang punya IP di atas 3,5 setiap semesternya, bla..bla...bla... Menurut saya jenius itu punya bidangnya  masing-masing. Mahasiswa STAN selalu punya hal-hal brilian dalam menyalurkan kejeniusannya, ada yang jelas-jelas sekolah di Sekolah Tinggi "Akuntansi" tetapi malah lebih banyak berkutat di depan komputer. Inilah orang jenius yang walaupun kuliah di jurusan akuntansi, tetapi tetap tidak melupakan semangat dan hobinya. Atau mereka yang sehari-harinya sibuk nonton anime, sibuk mempelajari bahasa asing bahkan budaya asing. Atau malah mereka yang sibuk berbisinis seperti menjadi reseller clothes and design clothes. (ayo batiknya-batiknya dibeli...)

Mahasiswa STAN itu jenius pada porsinya masing-masing, dan patrikan pada diri anda bahwa ketika anda berhadapan pada mahasiswa stan, setolol apapun tampang mereka, anda bakal dikejutkan dengan ide brilian yang mereka punya.

Mahasiswa STAN tetap Idealis

Walaupun berada dibawah Kementrian Keuangan tapi tetap mahasiswa STAN tidak kehilangan idealismenya. Walaupun jarang kita temukan mahasiswa stan demo di jalanan (karena memang ada intimidasi dari dalam kelihatannya), topik yang mengkritisi pemerintahan dan birokrasi amat sering terdengar, baik itu bahasan antar mahasiswa maupun dengan dosen pengajar.

Dan jika dipikir-pikir, masa kuliah inilah akhir dari latihan kita mempertahankan idealisme, karena di dunia kerja nanti ada terlalu banyak kepentingan yang tarik menarik yang terkadang memaksa kita melepas idealisme ini. Semoga sampai memasuki masa kerja semua teman-teman seperjuangan saya tetap bisa mempertahankan idealismenya.

Mahasiswa STAN itu COPO!!!

Anjr*t!!! Siapa yang bilang??? Gw. ha...ha... Betul saudara-saudara, jika kalian ke kampus stan mungkin kalian masih dapat melihat mahasiswa-mahasiswi yang menurut saya penampilannya entah terlalu sederhana atau terlalu *****. Pernah suatu kali saya melihat seorang mahasiswa yang gaya penampilannya persis kayak anak SD, pake sepatu Loggo item gede, rok pendek belah dua, dan kemeja kayak anak sekolahan. Walaupun kita diharuskan pake seragam y g segitunya juga kali y. Kalo buat yang cowo sih standar, karena emang ketentuan penampilannya mengharuskan hal yang standar.

 

Mungkin itu aja beberapa hal yang menurut saya lumayan menarik mengenai mahasiswa stan, besok-besok ditambah lagi deh, udah jam setengah 3 pagi dan saya belum tidur. Mudah-mudahan setelah selesai dengan tulisan ini saya bisa tidur. Terimakasih sudah mengunjungi blog saya ini, keep blogwalking kawan....