Sesudah lebih sebulan tulisan saya tentang Uang tidak diperbaharui. Akhirnya setelah berakhirnya UAS terakhir saya sebagai Mahasiswa d3 STAN, maka akhirnya saya memiliki kesempatan untuk meneruskan tulisan saya (perhatikan dalam kalimat ini ada 3 kata "akhir", belum dihitung kata "akhir" kepanjangan dari UAS, apalagi klo ditambah kata "akhir dalam tanda kurung ini). Sedikit mengingatkan kembali struktur dari artikel yang akan saya tulis antara lain:

  1. Uang
  2. Debt Based Money System
  3. Globalisasi, Inflasi, Time Value Of Money
Tulisan ini merupakan tulisan pertama pada struktur kedua yaitu mengenai "Debt Based Money System". Rencananya tulisan pada tema ini akan terbagi menjadi 2 bagian. Tulisan ini sedikit banyak berisi tulisan dari blog Pustaka Pohon Bodhi. (atau bisa jadi benar-benar copy paste karena penjelasan dari blog ini benar-benar cukup lugas). Sumber lain dari tulisan ini adalah tulisan Simondixon yang menurut saya akan lebih dibahas di tulisan bagian kedua. Karena dalam tulisan dixon lebih menggambarkan secara teoritikal jika dibandingkan tulisan pohon bodhi yang lebih ilustrasional. Untuk itu, mari kita langsung membahas DBMS.

Dalam pelajaran ekonomi di mayoritas sekolah, yang mereka bahas adalah bagaimana menangani berbagai akibat dari masalah, atau bagaimana bekerja dan menjadi budak yang lebih efisien, bukannya membahas penyebab dari masalah (debt based money system).

Ok, hari ini kita lihat-lihat kembali hal-hal mendasar dari debt based money system dan efeknya di sebuah populasi. Tetapi, pertama-tama, Anda harus paham dahulu darimana sistem kredit ini bermula...

Imajinasikan ini:
Katakanlah total emas di Republik Balon adalah 1000 keping. Rokiburger, yang memiliki modal 100 keping emas, memutuskan untuk menjadi pedagang uang dengan menagih 20% atas pinjamannya ke masyarakat setiap tahun. Dan laju pertambahan emas dari pertambangan sang Raja kurang lebih adalah 2,5% setiap tahunnya.

Sekarang mari kita lihat simulasinya. Tentu saja, angka-angka dan rentang waktu di bawah ini agak disederhanakan, tetapi tidak mengubah gambaran besarnya:
Uang berbeda dengan komoditas yang lain. Tidak ada pedagang komoditas manapun yang mungkin mengisap habis semua uang yang ada di sebuah populasi, karena barang dagangan mereka hanyalah sebagian dari kebutuhan populasi itu. Tetapi tidak demikian dengan pedagang uang. Uang adalah kebutuhan setiap orang di seluruh populasi. Bisnis pengadaan uang bisa memasuki lingkup hidup setiap individu di dalam populasi itu.

Sekarang coba lihat angka-angka di atas. Hanya dalam waktu 15 tahun, Pedagang uang akan mengumpulkan semua uang di dalam sistem. Itupun dengan asumsi hanya ada 1 pedagang uang. Di tahun ke-15, uang yang diperlukan di dalam sistem adalah 1541 keping emas, tetapi yang tersedia hanya 1448 keping emas.

Anda paham?

Sistem suplai uang di Republik Balon akan collapse kalau tidak ditemukan alternatif uang yang lain. Pada dasarnya, inilah inti sejarah jatuh-bangun finansial dari semua peradaban dan kekaisaran yang pernah dan akan ada, selain suplai energi yang sanggup mereka kumpulkan (bahan pangan, kayu, batubara, minyak dll).

Jadi apa solusi yang kemudian diciptakan Rokiburger di tahun ke-15? Ya, Anda sudah membaca puluhan kali, berkat kemajuan teknologi, suplai emas fisik yang kurang tidak lagi menjadi masalah untuk dijadikan alasan robohnya sistem megaprofit dia. Paper money (kredit), yang katanya dibacking oleh emas di ruang besinya, akan menggantikan emas fisik di peredaran. Dan beberapa generasi kemudian, setelah semua orang sudah terbiasa dengan paper money, tidak ada lagi orang yang benar-benar peduli berapa sebenarnya jumlah emas yang ada di lemari rahasianya.

Baiklah, sampai disini kita sudah mulai sedikit banyak mengetahui isu yang paling diangkat dalam DBMS. Isu utama adalah jatuhnya perekonomian dunia karena sistem ini. Penyebabnya adalah, jumlah uang yang ternyata tidak sesuai dengan sumber daya yang ada. Disinilah kesalahan utama ketika uang bukan lagi sebagai alat tukar tapi sudah bergeser menjadi komoditas yang seolah-olah memiliki nilai sendiri tanpa perlu penyangga nilai yang mendasari secarik kertas itu.

Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan apa yang terjadi setelah adanya ilustrasi di atas.'

Mulai tahun ke-15, suplai uang akan diedarkan lewat sistem kredit, bunga yang didapat akan diputar kembali oleh Rokiburger untuk dipinjamkan kembali ke populasi. Yang diperlukan untuk mendominasi suplai uang sebuah populasi, sekalipun kepada mereka yang menggunakan the so called “uang sejati” adalahpenagihan bunga pinjaman di atas tingkat pertumbuhan suplai uang mereka. Dengan berlalunya waktu, kekuatan bunga-berbunga akan mengalahkan “kesejatian” apapun.
(Di masa sebelum ditemukannya uang kertas, uang logam (emas atau perak) bisa dikurangi porsinya dengan digantikan oleh logam lain yang lebih murah. Dan kalau sudah tidak bisa lagi didevaluasi dengan logam lain yang lebih murah, peradaban populasi itu akan mulai collapse. Setahap demi setahap, kerajaan / kekaisaran mereka akan mengalami kemunduran. Dan setelah cukup banyak money slave terlikuidasi dalam proses kemunduran itu, sisa populasi yang masih bertahan hidup akan melanjutkan siklus berikut dan penciptaan peradaban yang baru. Yin followed by Yang. Yang followed by Yin. Siklus demi siklus…)

Apa perbedaan kredit Rokiburger dengan emas sang Raja? Hehe, bukan material yang saya maksudkan kawan. Emas di era Raja terdahulu diedarkan langsung oleh kerajaan tanpa proses penerbitan surat hutang, jadi uang itu muncul bukan sebagai hutang siapapun. Sedangkan kredit bank Rokiburger, uang itu muncul setelah proses pengajuan hutang seseorang kepada banknya.
Emas Vs Kertas? Bagaimana kalau seorang Raja mengedarkan uang sendiri dalam bentuk uang kertas? Ya, kalau demikian maka uang kertas bukan lagi surat hutang. Sebaliknya, bagaimana kalau bank Rokiburger mengedarkan kredit dalam bentuk emas? Ya, emas akan menjadi instrumen hutang.

Nah, uang sebagai instrumen Utang sangat berbeda dengan Uang sebagai alat tukar. Dalam uang sebagai instrumen utang terdapat bunga yang sebenarnya menimbulkan uang baru yang sebenarnya tidak ada dasar penyangganya. Uang baru inilah yang nantinya terus terakumulasi dan terbebankan kepada kreditur sedangkan debitur tinggal menunggu dengan terus menghisap uang-uang baru tersebut dari kreditur (dalam hal ini masyarakat).

Oke pembicaraan kita mulai berlanjut ke masalah penciptaan uang. Mari kita lanjutkan pembicaraan kita menuju ke teori penciptaan uang. Walaupun penciptaan uang di Indonesia tidak terlalu sama dengan Amerika, tapi sistem yang dianut relatif sama. Dimana pemerintah berutang kepada BI sebagai satu-satunya yang berhak mengatur uang. Perbedaan mendasarnya adalah kedudukan BI yang sedikit berbeda dengan kedudukan FED di Amerika. Salah satu buku yang layak anda baca adalah buku "Modern Money Mechanics" yang tersedia banyak di dunia maya dan dapat anda download secara gratis (tapi beli lebih baik gan.. ).

 

Bagaimana uang diedarkan ke publik, perhatikan prosesnya, bukan material darimana uang itu dibuat. Sentimen negatif orang-orang tertentu kepada uang kertas, ataupun respek berlebihan orang-orang tertentu terhadap emas, terbentuk (atau dibentuk?) atas ketidaktahuan mereka mengenai bagaimana uang diciptakan dan diedarkan ke tangan publik.

Bagaimana caranya Rokiburger memastikan Raja tidak akan mengambil hak penciptaan kredit darinya? Ya, ini pertanyaan yang rumit, ada seribu jalan ke Roma… Coba posisikan Anda di pihak Rokiburger, apa yang akan Anda lakukan?

Pertama dan utama, sistem kerajaan perlu diubah. Bukan gagasan yang baik memiliki sebuah monarki yang berkuasa di depan Anda. Sistem tata negara perlu dimodifikasi. Gagasan pertama adalah kalau Rokiburgerlah yang menjadi Raja, tetapi ini akan sangat beresiko, kalau publik mengetahui apa yang dia lakukan, mereka akan menggulingkannya. Pilihan yang paling baik adalah ciptakan ilusi kalau publiklah yang berkuasa, padahal hal-hal penting apapun tidak berada dalam kendali mereka. Administrasi negara sebaiknya dijalankan oleh orang-orang pilihan Rokiburger (pion) yang seolah-olah dipilih oleh publik.

Raja harus digulingkan dengan cara apapun juga. Dan kalau sebuah kerajaan tidak bisa dihancurkan dari luar, maka harus dipikirkan bagaimana dia bisa dihancurkan dari dalam. (Manual terbaik dari teknik penggulingan dan manipulasi publik mungkin adalah protocol of zion, cobalah membacanya).

(Omong-omong, pernahkah Anda mendengar kalau "negara" Amerika adalah sebuah korporasi? Coba cari The Act of 1871. Saya penasaran apakah ada negara-negara lain yang juga demikian)

Setelah berhasil, saatnya mencari pion. Siapa pion-pion itu? Ya, pertama-tama, pion adalah orang-orang populer yang disukai publik. Tidak perlu pintar, atau lebih tepatnya sebaiknya jangan terlalu pintar, korup, dan kalau bisa memiliki beberapa sisi gelap dan kebiasaan buruk yang bisa dijadikan sebagai alasan pemerasan. Itu sifat-sifat yang terbaik.

Dari rakyat… Oleh rakyat… Untuk rakyat…

Suara rakyat, suara Tuhan…

Secara periodik penduduk akan memilih politisi idaman mereka, yang mayoritas memiliki ciri khas yang mirip, yang mewarisi sifat-sifat “terbaik” di atas. Uang kampanye dan pemilu akan datang darimana? Sebagian akan datang dari pajak, sebagian lagi bisa datang dari permintaan calon politisi yang meminta langsung ke lapangan. The sheeple are financing their own demise. Hehe…

Rokiburger dan ratusan grup-grup afiliasinya sendiri, mereka juga akan menyediakan dana kampanye kepada berbagai partai dan politisi level atas. Jadi, siapapun yang memenangkan pemilu, kepentingan grup mereka akan tetap terwakili.

The Top don’t speculate. They only win.

Sekali-kali memang ada politisi yang jujur. Tetapi, jumlah mereka tidaklah besar. Bagaimanapun, orang jujur jarang yang suka berpolitik. Ini realita. Politik adalah arena yang membutuhkan kesabaran ekstra panjang, intrik dan kemunafikan di dalamnya sangatlah memuakkan bagi orang-orang yang ingin hidup dalam kesederhanaan.

Jadi, pion administrasi yang disebut pemerintah pun terpilih silih berganti. Siapapun boleh berjuang menjadi presiden, siapun boleh berjuang menjadi pejabat negara. Yang penting, hal yang paling mendasar -sistem penciptaan uang-, tidak diganggu-gugat.

Setelah ratusan tahun, setelah sistem “demokrasi” tersebar di seluruh dunia, dan saat tidak ada lagi negara baru yang perlu ditaklukkan, apa yang perlu dilakukan grup Rokiburger hanyalah pemantapan dan penyempurnaan sistem.

Bagaimana kalau orang-orang tertentu melawan? Well, maka orang-orang tidak beradab itu adalah “teroris.” Rokiburger akan memerintahkan beberapa pion yang lain untuk “menegakkan demokrasi” dan menghabisi mereka.

Hanya ada satu hal yang akan menghentikan sistem uang kredit Rokiburger ini bekerja, yaitu saat populasi tidak sanggup lagi mengajukan pinjaman dan meminta bank Rokiburger memproduksi uang lebih daripada yang mereka bayarkan.

Melanjutkan Money Supply 101…

Sebelum melihat hutang rakyat negeri Balon, kita lihat dulu tahap 1 dari proses kreasi uang mereka, Hutang Pemerintah.

Misalnya Republik Balon menerbitkan surat hutang 100 milyar, didanai oleh kredit yang diciptakan bank sentral mereka. Asumsikan bunga atas surat hutang ini 8% untuk 10 tahun, maka total pembayaran adalah 145,6 milyar rupis. Darimana 145,6 milyar rupis untuk membayar surat hutang ini akan berasal?

Jawab:

1. Pajak

2. Surat hutang tambahan

3. Tak perlu dilunasi, saat jatuh tempo, 100M ini di-rolling saja oleh bank sentral. Yang penting ditemukan 45,6 milyar untuk membayar bunga.

Coba Anda tanyakan bahkan kepada anak SD, masuk akalkah proses ini? Mengapa menarik pajak kepada populasi untuk membayar bunga hutang ini, apalagi menarik pajak untuk melunasi seluruh hutang ini, kalau uang ini diciptakan dengan niat awal untuk dijadikan sebagai suplai uang rakyat negeri Balon?

Mengapa tidak sejak awal dicetak saja 100 milyar sebagai uang dan tidak perlu membayar bunga darinya, dan tidak perlu juga ada masa jatuh tempo atas uang ini?

Perhatikan kosakata ini:

Uang Vs Kredit

Kredit berfungsi sebagai uang, tetapi dia bukan uang. Kredit perbankan adalah medium transaksi yang diberikan kreditur kepada debitur, dengan masa jatuh tempo dan bunga tertentu. Saat kredit dilunasi, medium transaksi ini pun menghilang di dalam sistem. Yang tersisa hanyalah bunga kontrak kredit yang akan menjadi modal sang kreditur.

Itu untuk tahap 1. Sekarang kita lihat lebih lanjut tentang kolam suplai uang (kredit) yang dilakukan oleh penduduk Republik Balon.

Misalkan pada suatu waktu, suplai kredit mereka sampai di posisi seperti ini:
Hutang pemerintah : 5 trilyun
Total kredit populasi : 20 trilyun

Dan setelah melewati beberapa generasi, tanda-tandanya populasi mereka sudah mencapai peak credit dan akan memasuki proses deflasi (20 trilyun itu akan mulai menyusut).

Rata-rata bunga hutang pemerintah setiap tahun misalnya adalah 8% x 5T = 400 milyar. Artinya, pemerintah harus menarik pajak sebesar 400 milyar + anggaran untuk membayar biaya operasional pegawai dan perusahaan pemerintah, misalnya saja total 2T setiap tahun.

Lalu bagaimana dengan hutang konsumen di bank komersial? Sebelumnya Anda harus ingat lagi satu kalimat paling penting di artikel sebelumnya:

“Kredit, yang muncul dari udara kosong, (saat dikembalikan) akan kembali ke udara kosong”

Saat pembayaran cicilan hutang, hutang pokok akan menghilang di dalam sistem, yang tersisa di pembukuan hanyalah bunga yang statusnya sudah menjadi modal bank.

Mari kita sedikit bersimulasi lagi… Kita lihat sebuah hal menarik mengenai suku bunga dalam sistem ini:

Misalnya rata-rata kredit pada 20T ini adalah berupa pinjaman 10 tahun dengan bunga 20%, maka di akhir tahun ke 10, total pembayaran adalah 46,38T. 20T akan back to thin air, sisa 26,38T sebagai sisa suplai uang yang sekarang adalah modal ditahan bank. Pertumbuhan suplai uang adalah 26,38 / 20 = 31,9%

Misalnya rata-rata kredit pada 20T ini adalah berupa pinjaman 10 tahun dengan bunga 16%, maka di akhir tahun ke 10, total pembayaran adalah 40T. 20T akan back to thin air, sisa 20T sebagai sisa suplai uang yang sekarang adalah modal ditahan bank. Pertumbuhan suplai uang adalah 0 / 20 = 0%

Misalnya rata-rata kredit pada 20T ini adalah berupa pinjaman 10 tahun dengan bunga 10%, maka di akhir tahun ke 10, total pembayaran adalah 31,7T. 20T akan back to thin air, sisa 11,7T sebagai sisa suplai uang yang sekarang adalah modal ditahan bank. Pertumbuhan suplai uang adalah -8,3 / 20 = -41,5%

Untuk mencegah penurunan suplai uang, populasi harus mengajukan kredit baru. Semakin kecil suku bunga, semakin besar volume kredit baru yang harus diajukan populasi untuk mencegah penurunan itu.

Mengapa volume kredit harus membentuk kurva parabolik di negara manapun juga? Karena hanya itulah satu-satunya cara untuk mempertahankan suplai uang sambil membayar bunga yang diperlukan sistem.

Pada dasarnya Anda bisa kiss good-bye dengan angin surga semacam reservasi lingkungan atau gaya hidup konservatif (tidak banyak berhutang) lainnya. Menghadapi bunga atas medium transaksi adalah sebuah masalah, menghadapi bunga-berbunga (compounding interest) akan melipatgandakan masalah.

Jauh sebelum sebuah populasi selesai membayar kredit mereka, anggota-anggota populasi di dalamnya harus segera mengajukan kredit baru, dalam hal ini aktifitas apapun dari mereka secara langsung atau tidak langsung akan berhubungan dengan eksploitasi lingkungan.

Sebuah catatan lain tentang suku bunga… Suku bunga dalam sistem yang normal sebenarnya ditentukan oleh volume hutang populasi tersebut. Semakin lama interest debt based money berjalan, semakin berkurang daya berhutang mereka. Di luar mini boom & bust setiap beberapa tahun, Anda bisa perhatikan, sebenarnya suku bunga jangka panjang di negara yang ekonominya sudah mapan akan cenderung menurun, membentuk lower high dan lower low. Pasarlah yang lebih dominan membentuk suku bunga, bukan the so called rapat bank sentral.

 

Mengapa cenderung menurun? Karena peak credit yang semakin lama semakin dekat. Daya berhutang para budak semakin lama semakin mendekati limit maksimum mereka. Mereka tidak lagi pergi ke bank komersial dan meminta lebih dari yang mereka bayarkan. Semakin lama waktu berlalu, semakin mereka tidak sanggup membayar dengan tingkat bunga sebelumnya. Generasi yang satu selalu sedikit lebih miskin dibanding generasi sebelumnya.

 


You can’t have your cake & eat it too...

Anda tidak bisa menyimpan sebuah kue sambil memakannya… Jadi salah satu pilihan harus mengalah. Antara Anda terus mengeksploitasi lingkungan dengan kecepatan eksponensial atau Anda berhenti mengeksploitasi lingkungan dengan kecepatan eksponensial.

Kalau pilihan pertama yang dipilih, maka interest debt based money harus terus dilanjutkan. Kalau pilihan kedua yang dipilih, maka majikan tidak bisa lagi mengambil lebih dari yang mereka dapatkan.

 

Dari hal di atas dapat dilihat bahwa akumulasi kredit yang terus menerus dibebankan kepada kreditur (masyarakat) pada akhirnya akan mencapai puncaknya dimana Uang baru yang tanpa penopang tersebut akhirnya mencapai fase dimana kreditur sudah tidak mampu lagi untuk memenuhinya. (Peak Credit) hal inilah yang merupakan awal dari munculnya kredit macet yang lama kelamaan menimbulkan kerugian pada Bank karena lama kelamaan kehabisan aset lancar dan dilanjutkan nantinya dengan collapsenya perekonomian suatu negara.

Baiklah, untuk kali ini saya rasa kita cukupkan dulu pembicaraan mengenai DBMS part 1. Sampai pada fase ini maka anda sudah dapat menangkap mengenai Skema DBMS dan akibat yang dapat ditimbulkannya. Tulisan berikutnya akan dilanjutkan masih pada ilustrasi DBMS mengenai Fase-fase yang terjadi dari sisi atas maupun sisi bawah.

Untuk itu terus blogwalking, terus membaca, dan terus menambah wawasan anda. Terimakasih telah membaca tulisan yang sangat panjang ini.